Putu Dedi Kurnia Pratama
Kenalkan Hewan Bali lewat Desain
Pezo
Menjadi anak seorang dokter hewan
tidak harus menuntutnya untuk ikut terjun ke dunia kesehatan seperti profesi
ibunya. Putu Dedi Kurnia Pratama lebih memilih jurusan desain komunikasi visual
ketika akan lanjut ke bangku kuliah. Meski banyak teman yang menyangka ia akan
mengikuti jejak ibunya, namun sang ibu dokter hewan Tuti, tidak merasa heran.
Sedari kecil, pria yang akrab disapa Dedi ini memang menyukai dunia gambar,
koleksi komiknya sejak kecil sudah banyak. Meskipun berbeda dengan sang ibu,
Dedi kini tetap bisa berkolaborasi dengan ibunya dalam urusan pekerjaan. Setelah
selesai kuliah di Surabaya pada 2012, Dedi kembali ke Bali. Pada saat itu ia
ingin memilki suatu pekerjaan yang bisa dihandle
sendiri seperti usaha bisnis. Awalnya ia memang ingin membuat usaha baju, namun
masih bingung dengan konten apa yang bisa disukai banyak orang. “Dulu kepikiran
kostum sepakbola, namun mikir lagi itu gak punya ciri khas. Kebetulan ibu
berprofesi sebagai dokter hewan, jadi muncul ide mau buat baju untuk penggemar
hewan, kayanya itu unik dan akhirnya disepakati,” jelas pria berdarah Bali-Jawa
ini. Usaha baju kaos dengan desain hewan
itu diberi nama Pezo, gabungan antara pet
dan zoo. Pezo memang dibuat untuk
mereka yang memilki binatang peliharaan dan untuk mereka yang peduli terhadap
satwa. Sehingga Pezo begitu cepat berkembang dan memilki komunitas sendiri,
kemunitas pecinta hewan tertentu. Seperti komunitas pecinta burung, orang utan,
anjing, dll. Bukan hanya komunitas pecinta hewan, desain Pezo yang lucu dan
unik mampu menarik perhatian banyak orang. Pezo mulai berdiri sejak 2013 yang
fokusnya pada baju kaos yang desain gambarnya khusus hewan. Agar punya ciri
khas baju kaos khusus hewan, gambar hewannya didesain sendiri dengan model yang
spesial. Dedi memiliki keinginan yang besar
untuk mengangkat Bali. Karya desain kaosnya berawal dari hewan-hewan
khas Bali, seperti anjing Kintamani dan jalak Bali. Kini orang mengenalnya
sebagai Pezo Bali. “Disketch sendiri dan
diberi nama Pezo yang merupakan singkatan dari pet dan zoo. Hewan-hewan yang
menjadi desain kaosnya khusus hewan peliharaan dan satwa kebun binatang seperti
binatang liar dan satwa langka,” tutur Dedi.
Beragam kendala sering bermunculan
pada awal usahanya. Kendala paling utama yaitu pada modal. “Kendala awalnya memang
di modal. Apalagi memakai sistem online
jadi kebanyakan barangnya harus pre-order dulu,” ungkapnya. Pertama, Dedi akan membuat desainnya, setelah
itu baru dirilis, kemudian ditawarkan, setelah ada order baru akan diproduksi. “Pembeli
bayar dulu, kita cetak, baru kita kirim. Modalnya memang dari nol,” imbuhnya.
Dedi dan ibunya sangat bersemangat, mereka mendapat sambutan dari banyak
komunitas. Sampai sekarang, edisi desain karyanya sudah sampai 38 jenis produk yang sekali rilisnya hanya ada
2 desain. Hewan yang pertama yang merupakan masternya diambil dari hewan khas
Bali, karena memang ingin meniakkan image
Bali. Waktu itu desain hewan pertama adalah anjing Kintamani. Setelah itu yang
kedua jalak Bali. Selanjutnya masih banyak lagi hewan yang lucu-lucu. “Banar-benar
ingin mengangkat Bali dulu. Sekarang sudah ada 19 hewan sejak 2013,” jelasnya.
Desain hewan tertentu juga
ditawarkan ketika perayaan hari-hari spesial seperti hari kemerdekaan maupun
hari valentin. Saat hari kasih sayang kemarin, desain hewan yang dirilis adalah
lovebird dan tupai karena melambangkan
hewan kasih sayang yang selalu hidup bersama. Banyak yang melakukan orderan
sebagai hadiah valentin. Pelanggannya sangat beragam, di Bali sudah sendiri banyak,
diluar Bali pun cukup banyak dan hampir seluruh kota di Indonesia seperti
Jakarta, Bandung, Semarang, bahkan di beberpa pulau seperti Kalimantan, Papua,
Sulawesi, Lombok, dan Flores. “Karena awalnya mahasiswa-mahasiswa dokter hewan
yang pernah dibimbing Ibu saya berasal dari banyak daerah, jadi itu sangat
membantu proses pemasaran, terlebih lingkungannya sangat cocok yaitu dokter hewan
dan pecinta hewan,” jelas pria yang menamatkan kuliahnya di Universitas Kristen
Petra Surabaya ini. Pelanggan-pelanggan di luar selalu melakukan orderan tiap
kali ada liris edisi baru. Setiap kali pelanggan yang memakai bajunya kerap
kali memposting di facebook sehingga dari media sosial membuat infornya cepat
tersebar. Bagi Dedi, pengalaman yang paling berkesan, ketika dimina untuk
berpartisipasi mengikuti pameran pet
festival atau festival anjing di Univesitas Udayana. Sampai sekarang Pezo tetap
mendapat undangna tiap tahunnya. Pameran diadakan setiap Oktober, Veterinary
Dog Festival. Pengalaman mempersiapkan semuanya untuk pameran sangat banyak
mulai dari banner, spanduk, poster, stiker, album Pezo, dan aksesoris Pezo
seperti gantungan kunci.
Orderan Setiap Waktu
Omset tidak dihitung perbulan,
karna hampir setiap waktu selalu ada orderan dan produksi. Biasanya dalam
jangka waktu satu setengah bulan, ketika produksi sudah dirasa cukup maka akan
dirilis desain terbaru. Pre-order selalu ramai ketika desain baru saja dirilis.
Sekali pre-order, dalam rentan 10 hari berikutnya baju sudah bisa diproduksi. Harga
kaosnya semua Rp 85 ribu bagi pelanggan yang melakukan pre-order. Untuk yang
membeli langsung harga dikenai Rp 100 ribu setiap ready stock. Desainnya bukan hanya gambar hewan, tapi juga ilmu
tentang hewan itu sendiri. Setiap desain akan dberikan penjelasan tentang
kehidupan hewan tersebut. Tujuannya agar orang bisa mengenal dan punya
pengetahuan baru tentang hewan. Info hewan berisi dari daerah mana dan
makanannya apa saja. Untuk desian yang baru saja selesai September ini adalah
merak. Lengkap dengan penjelsan tentang burung cantik tersebut. Banyak desain
yang sudah direncanakan, lebih seringnya akan dilemparkan tebakan dulu kepada
para pelanggan setia Pezo. Dengan pertanyaan tentang ciri-ciri hewan tersebut,
setiap orang yang menebak dengan benar maka akan diberikan hadiah kaos desain
hewan terbaru. Desain hewan berikutnya memang sengaja disimpan agar pelanggan
juga penasaran dan tertarik.
Anjing Kintamani Paling Digemari
Hewan paling banyak diminati
sampai sekarang adalah anjing Kintamani, sejak didesain pertama selalu dicetak
ulang sampai sekarang. Begitu juga dengan jalak Bali dan penyu hijau khas Bali.
“Tujuannya memang khas Pezo Bali. Keinginan nantinya akan membuka cabang
dibanyak tempat. Yang pertama harus dibangun adalah menanamkan image terlebih dahulu, sampai nanti
sudah melekat kuat diketahui banyak orang,” harap Dedi. Pelanggan dari luar
sudah ada seperti Australi dan Amerika, orang asing langsung pernah minta
dibuatkan desain khusus. Selain itu, komunitas-komunitas hewan sering memesan
secara khusus tentang hewan favorit mereka. Pezo juga mempunyai kegiatan amal “Pezo
Charity”. Bagi yang mau mendapatkan baju tampa mebayarnya bisa hanya dengan
menukarkan 3 buah baju bekas. Mereka yang menyumbang akan diberikan kaos Pezo
gratis. Baju hasil sumbangan akan diberikan bagi yang membutuhkan dilingkungan
sekitar Pezo.
Selain sibuk mengurus usahanya,
Dedi juga aktif dikemunitas komik. Banyak desain komik dan karikatur yang sudah
banyak dipesan orang. Beberapa penghargaan pernah diraihnya di bidang desain. Komik
karyanya sudah bisa didapatkan di Toko Buku Gramedia sejak 2014. Karya komik
berikutnya juga sedang dalam proses akan diterbitkan. Saat ini, ia sangat
bersykur dengan hobinya yang bisa menghasilkan uang. Harapannya, Pezo bisa berkembang
besar sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan, dan membawa nama Bali tentu
saja. “Orang bisa mengenal Pezo sebagai kaos lambang hewan. Pelan-pelan sambil
menciptakan brand.” Ungkapnya.