Smart Woman
Kadek Sonia Piscayanti, Menerapkan
Literasi Sejak Dini
Kadek
Sonia Piscayanti adalah seorang penulis, dosen, dan aktivis pendidikan.
Hari-harinya diisi dengan menulis dan mengajar. Perempuan yang akrab disapa
Sonia ini aktif mengajar di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali, sebagai
dosen Sastra Inggris. Saat ini juga sibuk mengurus keluarga dan buah hati Putu
Putik Padi (7 tahun) dan Kadek Kayu Hujan (1 tahun 6 bulan). Begitu mencintai
dunia sastra, ia sangat menikmati Mengelola komunitas Sastra dan Seni Budaya
Komunitas Mahima dan Lembaga Mahima Institute Indonesia yang bergerak di bidang
penerbitan dan pendidikan serta penelitian budaya. Perempuan yang lahir dan
besar di Bali ini juga merintis rumah belajar Literacy Learning Home yang mendidik anak-anak memahami dan
memiliki sikap yang mencerminkan literasi sejak dini.
“Sejak
SD sudah dikenalkan kepada puisi oleh guru , dan berlanjut ke lomba mengarang,
lomba bercerita, hingga lomba menulis di jenjang pendidikan SMP, SMA, hingga
mahasiswa. Di kampus mengikuti berbagai aktivitas kemahasiswaan juga menjadi
staf redaksi majalah kampus dan menjadi ketua UKM Teater, menulis di berbagai media massa baik lokal
maupun nasional,” ungkap perempuan yang pernah masuk dalam 15 besar mahasiswa
berprestasi tingkat nasional ini.
Beberapa
karyanya adalah cerpen, prosa dan puisi, naskah drama dan esai yang dimuat di
media lokal, nasional dan internasiona. Awalnya Sonia mengikuti lomba cerpen di
Balai Bahasa, dan menjadi juara. Puncaknya juara dua tingkat nasional penulisan
cerpen “Karna Saya Ingin Berlari” pada 2005. Setelah itu menerbitkan antologi
cerpen pertamanya pada 2007 dengan judul yang sama yang diterbitkan oleh Akar
Indonesia. Sejak itu, menulis menjadi bagian hidupnya yang tak terpisahkan. Ia aktif
menulis cerpen di media, di antologi
bersama, maupun menerbitkan esai di media nasional. Ia juga beberapa kali diundang menjadi
pembicara dan pengisi acara di Ubud Writers and Readers Festival di antaranya
dalam tema “Kartini masa Kini” bersama Dewi Lestari (2013).
Selain
pencapaian-pencapaian yang kadang dimaknainya sebagai kesuksesan dalam arti
fisik, Sonia melihat pengalaman berharganya itu justru ketika menjadi ibu dan
menjadi penulis. Tantangannya sangat besar, begitupun menjadi pengajar, menjadi
pengelola komunitas, menjadi anggota masyarakat Bali dan menjadi perempuan Bali
dalam konteks sosial yang kaya dimensi. Semua itu menjadi sangat berharga
baginya.
Menulis
adalah dunianya, Sonia akan terus berkarya melalui tulisan yang harapannya bisa
selalu memberikan manfaat. Selain itu, kepeduliannya terhadap pendidikan khusunya
pendidikan anak menjadi fokusnya hingga ia selalu aktif mengelola rumah
belajarya sebagai wadah untuk anak-anak agar memiliki karakter yang cerdas dan
gemar membaca. Adapun karya-karya adalah The Story of A Tree (kumpulan naskah
berbahasa Inggris) , terbit tahun 2013.
Lalu buku pengajaran drama The Art of Drama, The Art of Life terbit tahun 2014.
Lalu buku pengajaran sastra, The Art of Literature (Poetry and Prose Fiction)
akan terbit akhir tahun ini. Karya berikutnya juga yang akan terbit akhir
November adalah kumpulan cerpen “Perempuan Tanpa Nama” yang menjadi salah satu
karya yang mendapat penghargaan Widya Pataka 2015 dari Badan Perpustakaan dan
Arsip Propinsi Bali.
Bali yang Selalu Menginspirasi
“Bali
sangat menginspirasi,” ungkapnya. Sonia besar dan hidup di Bali. Bali tak
pernah habis memberinya inspirasi. Dari keunikan budayanya memberikan keindahan
tertentu bagi Sonia saat meciptakan karya. Ia juga banyak melihat pola pikir dan
prinsip hidup masyarakat Bali yang begitu kuat, juga cara menyelesaikan
persoalan dalam kehidupan, serta cara melihat Bali dari sudut perempuan, itu yang
terus ia gali hingga menciptakan karya. Harapannya untuk perkembangna sastra di
Bali khususnya bagi penulis perempuan, Sonia berharap perempuan Bali bisa hidup
mandiri. “Perempuan tidak bisa berharap dari pemerintah, atau sosial, dunia
lain atau siapapun. Ia harus menentukan nasibnya sendiri,” jelas Sonia.
Menurutnya, perempuan yang cerdas harus mandiri dan mencoba menggali potensinya
tanpa berharap berlebihan dari orang lain.
Perjalanan Kreatif ke Australia dan
Eropa
Sonia
sempat menikmati perjalanan kreatif ke Australia, dalam kegiatan OzAsia
Festival pada 2013. Ia diundang menjadi satu
di antara penulis perempuan dalam pertemuan penulis se-Asia Pasifik OzAsia
Festival, di Adelaide. Sebelumnya, ia juga mendapat undangan berkunjung ke
Griffith University, Gold Coast Australia tahun 2011 dan 2012, dalam rangka
program penulisan kreatif. Di tahun 2014, proposal muhibah seni budaya yang
melibatkan naskahnya Layonsari dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi hingga dikirim ke Belanda dan Prancis yaitu ke Windesheim University dan
La Rochelle University.
Biodata:
Nama:
Kadek Sonia Piscayanti
TTL: Singaraja,
4 Maret 1984
Pekerjaan:
Dosen Pengajar Sastra di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas
Pendidikan Ganesha, Singaraja. Pendiri Mahima Institute Indonesia dan Komunitas
Mahima.
Karya: Cerpen
“Menu Makan Malam” (Jawa Pos, 2005), Cerpen “Karena Saya Ingin Berlari” (dimuat
di Koran Tempo, 2006), Cerpen “Pada Suatu Pagi” (Suara Pembaruan, 2006), Cerpen “Kosong” dimuat di Jurnal Cerpen
Indonesia (Akar Indonesia, 2009), Cerpen “Laki-Laki Tua yang Ingin Mati” dimuat
dalam antologi “Lobakan” (Koekoesan, 2009), Esai “Discovering Shakespeare in
Singaraja” (The Jakarta Post, 2012), Cerpen “Langit ini Mengejekku” (Jawa Pos,
2013), Esai “Seni dalam Hidup, Hidup dalam Seni” (Bali Post, 2014). Ia telah
menerbitkan buku kumpulan cerpen “Karena Saya Ingin Berlari” (Akar Indonesia,
Yogyakarta, 2007), buku ajar sastra berbahasa Inggris “Literature is Fun”
(Mahima Institute Indonesia, 2012), kumpulan naskah drama berbahasa Inggris
“The Story of A Tree” (2014) dan yang akan terbit buku ajar drama berbahasa
Inggris “The Art of Drama, The Art of Life”. Menjadi editor kumpulan puisi dan
prosa penulis muda Bali Utara “Hadiah untuk Langit” (Mahima Institute
Indonesia, 2012). Menjadi editor kumpulan puisi penyair Tuti Dirgha “Beri Aku
Waktu” (Mahima Institute Indonesia, 2012).
Undangan:
Mengikuti program Creative Writing di Griffith University, Gold Coast,
Australia (2011 dan 2012). Diundang menjadi salah satu penulis perempuan dalam
pertemuan penulis se-Asia Pasifik di OzAsia Festival, Adelaide Australia
(2013). Menulis naskah dan menyutradarai pementasan hibah seni budaya program
Dikti ke Eropa (Belanda dan Prancis, 2014).
Buku
Terbaru: Kumpulan Cerpen Perempuan Tanpa Nama (2015), dan pembelajaran sastra
inggris The Art of Literature (Poetry and Prose Fiction).
*terbit di Koran Tribun Bali edisi Minggu 22 November 2015
makasi Anisa, udah setahun lalu yaaa, semoga terus bisa menginspirasi
ReplyDelete