puisi-puisi yang terbit di korang minggu
aku
datang ke kotamu
dan
jalan tak lagi biru
lewati
rumah-rumah roti
kita
akan duduk di bangku taman
melihat
pejalan kaki menuju barat
pada
langit yang meremang
dan
baquet bunga mengembang
di
sepanjang terotoar
aku
ingat kau,
kekupu
ungu dengan jarak ribuan mil
Bandung,
2016
pinus di suram malam
sebuah pinus
berdiri menghadap samudera
di bawah cahaya bulan
bayangannya kelam
serupa hantu lelaki tua
bergeming di suram malam
tiap kali angin memukul dahan
daunnya bergetar penuh beban
saat badai menghantam
ia memiliki sepasang lengan
kurus kering memeluk bayangan
Bandung, 2016
sebuah pinus
berdiri menghadap samudera
di bawah cahaya bulan
bayangannya kelam
serupa hantu lelaki tua
bergeming di suram malam
tiap kali angin memukul dahan
daunnya bergetar penuh beban
saat badai menghantam
ia memiliki sepasang lengan
kurus kering memeluk bayangan
Bandung, 2016
dekat laut dalam
ini
bukan pelayaran terakhir
selamat
jalan manisku
kata
semacam fotograf masa lampau
tak
perlu pesta perpisahan
biar
petang redup di keheningan
sementara
kita memotret
tiap
degup ke berapa
kenang
muncul di remang dada
pada
detak ke berapa ingatan
seperti
denging senjakala
aku
menjelma kau
menyelam
merupa kau
sedang hujan begitu sebentar
menahan
rintik yang gemetar
di
dekat laut dalam
kita
belum lama tenggelam
pada
hari yang mau malam
biarlah
kecupan yang membersihkan
takdir pohon cemara
kamulah pohon cemara
kutiinggalkan di kaki bukit
di antara angin-angin selatan
sungguh Tuhanlah
membuatmu berjalan
menjauh dan mendekat
kemanapun aku pergi
karena
untukkulah
hujanmu dan kemarau
daunmu berkilau di pagi yang hangat
aku akan melihatmu meski dalam kebiruan
ketenangan terbuat dari kedalaman
masih kau dengar suara kita?
semesta yang kaya
(Terbit di Tribun Bali edisi Minggu 12 Juni 2016)
No comments:
Post a Comment